Friday, February 25, 2011

BATU PENGINGAT


Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya . . . Apakah arti batu-batu ini? maka haruslah kamu beritahukan kepada anakanakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering!” —Yosua 4:21-22

Belum lama ini, sepasang teman kami mengadakan pertemuan di rumah mereka dan mengundang sekelompok sahabat yang semuanya adalah pencinta musik. Kevin dan Ilsa, pasangan yang juga musisi berbakat itu, meminta supaya setiap orang atau pasangan membawa sebuah batu untuk perapian yang sering menjadi ajang pertunjukan musik mereka di malam hari.

Namun, mereka tidak menginginkan sekadar batu polos biasa. Mereka meminta supaya setiap batu itu ditulisi nama atau tanggal atau peristiwa yang menyatakan bagaimana atau kapan setiap orang yang hadir mulai menjalin pertemanan.

Allah merasa bahwa bangsa Israel membutuhkan pengingat untuk suatu peristiwa luar biasa yang terjadi dalam hidup mereka. Meskipun sungai Yordan sedang meluap airnya, orang Israel tetap dapat menyeberanginya di atas tanah kering karena Allah telah menghentikan aliran airnya (Yos. 3:13-17). Peristiwa serupa telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya dalam suatu pelarian dari Mesir (Kel. 14:21-31).

Namun, pada peristiwa di sungai Yordan ini, Allah memerintahkan umat-Nya untuk menyusun batu peringatan, sehingga di masa mendatang ketika anak-anak mereka bertanya tentang batu peringatan tersebut, para orangtua dapat mengingatkan mereka tentang tangan Tuhan yang sangat kuat (Yos. 4:23-24).

Sama seperti Allah senantiasa mempedulikan bangsa Israel, Dia juga senantiasa memelihara kita sekarang. “Batu-batu peringatan” seperti apa yang akan Anda gunakan untuk mengingatkan anak cucu Anda—dan bahkan diri Anda sendiri—tentang bukti-bukti kekuatan Allah? —CHK

Kesetiaan Allah telah kita alami dari tahun ke tahun,
Dia bersama kita dalam suka maupun duka;
Begitu sering Tuhan telah menolong kita,
Menjawab doa dan memberi kekuatan baru. —F. Hess

MENGINGAT KEBAIKAN ALLAH ADALAH
OBAT YANG MANJUR UNTUK MENGATASI KERAGUAN

Monday, February 21, 2011

Kamu adalah sahabat-sahabat-Ku

Kamu adalah sahabat-sahabat-Ku, jikalah kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. —Yohanes 15:14

Situs jejaring sosial Facebook.com diluncurkan tahun 2004 sebagai sarana bagi para mahasiswa untuk saling menjalin hubungan melalui dunia maya. Sekarang situs ini terbuka untuk semua umur, dan kini diperkirakan sudah mencakup 500juta pengguna.

Setiap pengguna memiliki halaman pribadi yang dilengkapi dengan foto dan keterangan pribadi yang dapat dilihat oleh “teman-teman”-nya. Untuk ber-“teman” dengan seseorang, berarti membuka pintu komunikasi dan informasi tentang siapa diri Anda, ke mana Anda pergi, dan apa yang Anda lakukan. Persahabatan Facebook dapat bersifat sambil lalu saja atau lebih akrab, tetapi setiap hubungan terjalin hanya ketika undangan untuk bersahabat itu diterima.

Sesaat sebelum Yesus disalibkan, Dia memberitahu murid-murid-Nya: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh. 15:14-15).

Tidak egois, satu dalam tujuan, dan kepercayaan yang teguh adalah ciri-ciri persahabatan sejati, terutama dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kristus telah mengambil inisiatif dengan memberikan hidup-Nya bagi kita dan mengundang kita untuk mengenal dan mengikut-Nya.
Sudahkah kita menanggapi undangan persahabatan dari Tuhan Yesus dengan membuka hati kita kepada-Nya dan tidak menyembunyikan apa pun dari-Nya? —DCM

Persahabatan dengan Yesus,
Persekutuan yang ilahi;
Oh, betapa hubungan yang manis dan indah-
Yesus adalah Sahabatku. —Ludgate

YESUS MAU MENJADI SAHABAT KITA