Friday, June 18, 2010
MERENCANAKAN MASA DEPAN
Maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.” Kejadian 41:48 Setiap orang pasti memiliki ribuan angan atau rencana untuk masa depannya; pekerjaan mapan, keluarga bahagia, punya kendaraan dan rumah tinggal yang layak dan sebagainya. Tidak peduli apakah akan terwujud atau tidak, yang penting harus usaha terbebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya sebaik mungkin.
Apabila kita tidak mempunyai rencana, bagaimana kita akan tahu kapan kita berhasil? Tanpa ada sasaran atau target di kepala kita, bagaimana mungkin kita tahu bahwa kita sedang melangkah ke arah yang tepat atau benar? Selagi kita dianugerahi kesehatan yang baik dari Tuhan berarti kita juga memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja. Jangan pernah bermalas-malas atau menyia-nyiakan waktu yang ada untuk hal-hal yang tidak berguna. Dikatakan: “Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.” (Amsal 20:4). Maka kita harus hidup dengan persiapan dan perencanaan yang baik, agar kita tidak terpuruk dan siap terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Yusuf adalah contoh orang yang memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya. Ketika ia dipercaya menjadi penguasa di Mesir seperti dikatakan Firaun kepadanya, “Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu... Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 41:40-41), Yusuf mengerjakan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan dengan hikmat yang luar biasa, karena Roh Tuhan menyertainya. Ia memerintahkan rakyat Mesir untuk mempersiapkan diri menyongsong kelaparan yang akan terjadi. Selama tahun-tahun kelimpahan ia mengumpulkan semua kelebihan dan menyimpannya untuk persediaan kelak. “Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.” (Kejadian 41:49).
"Ketika kelaparan hebat terjadi tujuh tahun, di Mesir ada persediaan makanan melimpah".
Saturday, June 5, 2010
Tersergap Sepi
Sebab Engkau besertaku ... Mazmur 23:4
Anda tahu bagaimana rasanya kalau Anda duduk disebuah kafetaria dan tidak ada orang yang duduk di samping Anda. Rumah Anda menjadi begitu sunyi, tak ada tawa atau tangis anak kecil yang memecah keheningan. Begitu menakutkan ketika belum mendapatkan pendamping. Begitu menakutkan bagi pasangan renta yang ditinggal anak cucu karena mereka berada di tempat jauh. Begitu menakutkan bagi mereka yang ditinggalkan orang-orang terdekat. Kesepian yang datang menyergap.
Keramaian dan kebisingan tak akan pernah bisa mengusir kesepian. Film atau tontonan yang menarik tetap saja menyisakan kehampaan. Menjelajah tempat-tempat indah juga tak akan mengurangi rasa sepi. Tidak ada penawar kesepian selain kehadiran Kristus dalam jiwa kita. Mungkin terlihat klise bagi kita yang mendengarnya, tapi bukankah benar bahwa di dalam hati kita ada satu ruang kosong dan ruang itu akan terisi kalau Kristus hadir dalam hati kita? Tanyakan saja kepada kawanan domba. Melihat gembala ada di dekatnya, mereka semua merasa aman sekaligus nyaman. Mereka tidak ditinggalkan sendiri,ada gembala bersamanya. Rasa sepi akan pergi dengan sendirinya, di saat kita memberi ruang hati untuk Gembala yang baik. Bersama Tuhan hidup tak lagi hampa. Hidup akan menjadi lebih hidup, demikian sebuah iklan berkata. Tapi bagaimana mungkin rasa sepi akan pergi seandainya rambut kita telah beruban dan merasa jauh dari anak cucu?
Gembala kita berjanji, "Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu."
Anda tahu bagaimana rasanya kalau Anda duduk disebuah kafetaria dan tidak ada orang yang duduk di samping Anda. Rumah Anda menjadi begitu sunyi, tak ada tawa atau tangis anak kecil yang memecah keheningan. Begitu menakutkan ketika belum mendapatkan pendamping. Begitu menakutkan bagi pasangan renta yang ditinggal anak cucu karena mereka berada di tempat jauh. Begitu menakutkan bagi mereka yang ditinggalkan orang-orang terdekat. Kesepian yang datang menyergap.
Keramaian dan kebisingan tak akan pernah bisa mengusir kesepian. Film atau tontonan yang menarik tetap saja menyisakan kehampaan. Menjelajah tempat-tempat indah juga tak akan mengurangi rasa sepi. Tidak ada penawar kesepian selain kehadiran Kristus dalam jiwa kita. Mungkin terlihat klise bagi kita yang mendengarnya, tapi bukankah benar bahwa di dalam hati kita ada satu ruang kosong dan ruang itu akan terisi kalau Kristus hadir dalam hati kita? Tanyakan saja kepada kawanan domba. Melihat gembala ada di dekatnya, mereka semua merasa aman sekaligus nyaman. Mereka tidak ditinggalkan sendiri,ada gembala bersamanya. Rasa sepi akan pergi dengan sendirinya, di saat kita memberi ruang hati untuk Gembala yang baik. Bersama Tuhan hidup tak lagi hampa. Hidup akan menjadi lebih hidup, demikian sebuah iklan berkata. Tapi bagaimana mungkin rasa sepi akan pergi seandainya rambut kita telah beruban dan merasa jauh dari anak cucu?
Gembala kita berjanji, "Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu."
Subscribe to:
Posts (Atom)