Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. (2 Korintus 4:2)
Meskipun telah berusaha sebaik mungkin untuk menulis dengan jelas, terkadang saya disalahpahami. Saya merasa tidak nyaman dengan kegagalan saya dan berusaha meningkatkan ketrampilan menulis saya. Namun terkadang, para pembaca mengartikan kata-kata di luar konteksnya atau menangkap arti yang lain yang tidak sesuai dengan makna yang dimaksudkan. Hal ini membuat frustrasi karena tidak ada cara untuk mengendalikan bagaimana orang-orang menggunakan kata-kata setelah tulisan itu dipublikasikan.
Ini mengingatkan saya pada suatu pelanggaran yang jauh lebih serius—yaitu penyalahgunaan firman Tuhan. Nabi-nabi di zaman Yeremia melakukannya. Mereka menganggap kata-kata mereka sendiri datang dari mulut Allah dengan mengaku-aku bahwa Allah berfirman tentang hal-hal yang mereka inginkan jadi kenyataan, tetapi yang sesungguhnya tidak pernah Allah katakan.
Jadi, Tuhan menyatakan kepada umatNya, “Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut Tuhan” (Yer. 23:16). Lalu, Tuhan memperingatkan umat-Nya bahwa Dia akan meninggalkan mereka yang menyimpang dari firman-Nya dan mengenyahkan mereka dari hadapan-Nya (ay.36,39).
Sebaliknya, Paulus menegaskan bahwa ia tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Tuhan (2 Kor. 4:2). Ia tahu bahayanya, bila mengkhotbahkan pemikirannya sendiri daripada firman Tuhan. Kita semua harus berhati-hati untuk menggunakan firman Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya, bukan untuk kepentingan diri sendiri. —JAL
Tuhan, jadikan kami setia pada firman-Mu,
Meskipun, ada kalanya, kami memakai kata-kata kami sendiri;
Dan tolong kami supaya tidak memutarbalikkan kebenarannya
Untuk membenarkan pemikiran kami sendiri. —Sper
Kita harus menyesuaikan diri dengan Alkitab
dan bukan berusaha menyesuaikan Alkitab dengan diri kita.
Tuesday, October 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment