Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat. —Keluaran 23:8
Dalam suatu perjalanan di luar negeri, suami saya melihat ada banyak cekungan yang dalam di ruas-ruas jalan yang beraspal. Ketika ia menanyakan tentang hal itu, sopir kami menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh roda-roda truk yang mengangkut muatan barang yang beratnya melebihi ketentuan yang berlaku. Ketika dihentikan polisi, para pengemudi truk biasa menyuap polisi supaya tidak kena denda.
Para pengemudi truk dan polisi mendapat keuntungan finansial, tetapi pengemudi lainnya dan rakyat yang membayar pajak harus secara tidak adil menanggung beban keuangan dan ketidaknyamanan akibat jalan-jalan yang rusak berat.
Tidak semua penyuapan dilakukan terang-terangan; ada yang melakukannya secara halus. Dan tidak semuanya berkaitan dengan uang. Sanjungan adalah penyuapan yang menggunakan kata-kata sebagai mata uangnya. Jika kita memberikan perlakuan istimewa kepada seseorang karena ia mengatakan sesuatu yang baik tentang kita, ini sama seperti menerima suap. Bagi Allah, segala jenis sikap memihak adalah bentuk ketidakadilan. Dia bahkan menetapkan keadilan sebagai syarat untuk tetap tinggal di Tanah Perjanjian. Bangsa Israel dilarang memutarbalikkan keadilan atau bersikap memihak (Ul. 16:19-20).
Suap merebut keadilan yang menjadi hak seseorang, dan ini merupakan pelanggaran terhadap sifat Allah, yang adalah “Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap” (10:17).
Bersyukurlah karena Tuhan tidak bersikap memihak dalam caranya memperlakukan kita, dan Dia ingin supaya kita memperlakukan satu sama lain dengan sikap yang sama. —JAL
Tak peduli apapun ras atau jenis kelaminnya,Kaya atau miskin, besar atau kecil,
Allah yang menciptakan kita tak bersikap memihak;
Dia mengutus Kristus ‘tuk mati bagi semua. —D. De HaanSuap tanda sikap memihak; kasih tanda keadilan.
Monday, October 10, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment