Saturday, June 16, 2012

Cara Hidup Yang “Mudah”, 1 Tesalonika 3

Supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu. (Tesalonika 3:3) Apakah banyak orangtua berusaha terlalu keras utuk membahagiakan anak-anaknya? Apakah sikap itu justru membawa hasil yang tak membahagiakan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mula-mula diajukan kepada Lori Gottlieb, penulis suatu artikel yang membahas tentang hidup kaum dewasa muda yang tak bahagia. Kesimpulannya: Ya. Para orangtua yang tidak membiarkan anak-anaknya mengalami kegagalan atau kesedihan telah memberi anak-anak itu pandangan yang keliru tentang dunia dan tidak mempersiapkan mereka untuk menghadapi kerasnya kenyataan hidup sebagai orang dewasa. Akibatnya, mereka kini merasa hampa dan gelisah. Sejumlah orang Kristen mengharapkan Tuhan menjadi seperti orangtua yang akan menghindarkan mereka dari segala kesedihan dan kekecewaan. Akan tetapi, Tuhan bukanlah Bapa yang seperti itu. Dengan penuh kasih, Dia mengizinkan anak-anak-Nya mengalami penderitaan (Yes. 43:2; 1 Tes. 3:3). Ketika perjalanan kita didasari pada keyakinan yang keliru bahwa hidup yang mudah akan membawa kebahagiaan, kita akan jatuh kelelahan dalam usaha menghidupi keyakinan kita yang keliru itu. Namun ketika menghadapi kenyataan bahwa hidup memang sulit, kita dapat mencurahkan hidup kita untuk membangun suatu hidup yang baik dan saleh. Hidup yang demikian menguatkan kita pada masa-masa ketika kesulitan melanda hidup. Allah menghendaki supaya kita kudus, bukan hanya bahagia (1 Tes. 3:13). Dan ketika kita kudus, kemungkinan besar kita akan sungguh merasa bahagia dan puas. —JAL Haruskah aku terangkat ke langit Didukung oleh beragam kemudahan, Sementara yang lain berjuang demi upah, Dan berlayar melalui lautan darah? —Watts Seseorang yang puas telah belajar untuk menerima pengalaman yang pahit dengan yang manis. 灵命日粮:安逸生活 免得有人被诸般患难摇动,因为你们自己知道,我们受患难原是命定 的。-帖撒罗尼迦前书3章3节 读经: 帖撒罗尼迦前书3章 父母们为了让孩子快乐,是不是有些努力过头了呢?其结果是否会适得其反?在一次访谈中,作者萝莉(Lori Gottlieb)被问及这些问题,因她曾写了一篇关于苦闷青少年的文章。她总结道:是的。父母过度的保护,不让孩子经历失败和忧伤,其实会让孩子们对世 界有错误的认知,也没有让他们预备好面对严酷现实的人生。这些孩子日后会感到空虚和焦虑。 有一些基督徒也期望上帝就像这些父母一样,保护他们免于一切哀伤和失望。但上帝并不是这样的天父,祂慈爱地允许祂的孩子们经历困境(以赛亚书43章2节;帖撒罗尼迦前书3章3节)。 如果我们有一个错误的信念,认为安逸的生活可以使我们拥有真正的幸福,那我们就会因努力实践这个错谬信念,而身心交瘁。反之,当我们愿意面对生命是充满磨难的现实,就会把生命投资在追求良善和敬虔的生活。当坎坷来临时,这样的生活态度能让我们坚强地面对困境。 上帝的心意是要我们成为圣洁,而不只是幸福(帖撒罗尼迦前书3章13节)。当我们成为圣洁时,就可以拥有真正的幸福和满足。JAL 他人流血立功战场, 赢得我主奖赏, 难道我能独享安逸, 空手进入天堂?Watts 因知苦乐常相伴,才会真有满足感。

No comments:

Post a Comment