Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. —Efesus 4:32
Tentu saja, pengemudi mobil itu tidak mungkin tahu bahwa mobil Dolores sedang mengangkut 50 kg kentang tumbuk, dua wadah penuh berisi kaldu, dan banyak bahan makanan lainnya untuk makan malam bagi 200 orang di suatu gereja. Karena Dolores dapat merasakan keputusasaan pengemudi itu, ia berpikir, Kalau saja orang itu tahu betapa rapuhnya muatan yang saya bawa, ia pasti akan mengerti mengapa saya mengemudi begitu lamban.
Segera setelah itu, timbul pikiran lain dalam benaknya: Seberapa sering saya bersikap tidak sabar terhadap orang lain ketika saya tidak mengerti betapa rapuhnya beban hidup yang mereka bawa?
Bukankah kita terlampau mudah menghakimi seseorang, dengan menganggap bahwa kita sudah tahu segala sesuatu yang terjadi? Firman Tuhan mengarahkan kita kepada suatu sikap yang lebih penuh kasih, yaitu dengan memerintahkan kita untuk memperlakukan satu sama lain dengan kemurahan, kerendahan hati dan kesabaran (Kol. 3:12). Kita akan lebih memancarkan kasih ketika kita sabar dan memaafkan seorang terhadap yang lain (ay.13).
Mari kita perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan (Luk. 6:31), seraya mengingat bahwa kita tidak selalu tahu beban yang mungkin sedang mereka tanggung. —CHK
Kebaikan hati adalah panduan penuh kasih
Yang menunjukkan cara kita harus hidup,
Suatu harta yang semakin banyak kita punya
Semakin banyak harus kita berikan. —NN
Yang menunjukkan cara kita harus hidup,
Suatu harta yang semakin banyak kita punya
Semakin banyak harus kita berikan. —NN
Jika Anda mulai hilang kesabaran terhadap orang lain, pikirkanlah betapa
Allah begitu sabar terhadap Anda.
No comments:
Post a Comment