Wednesday, August 15, 2012

Iman Disertai Perbuatan ( Yakobus 2:14-26 )

Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. —Yakobus 2:17 Karena penyakit radang sendi yang dideritanya, Roger tak lagi mampu menghadapi musim dingin di Illinois sehingga ia pindah ke Bangkok, Thailand, yang bercuaca tropis. Pada suatu hari, ia teringat sebuah lagu kesukaan neneknya, What You Are (Sikap Dirimu): Sikap dirimu berbicara lebih keras hingga orang tak mendengar yang kau katakan; mereka melihat caramu menjalani hidup, bukan mendengar yang kau katakan; yang dinilainya adalah tingkah lakumu setiap hari. Lagu tersebut menginspirasi Roger untuk memberi makan para tunawisma yang tinggal di jalan sepanjang hampir 1 km. Setiap pagi, ia menyediakan sarapan hangat untuk lebih dari 45 keluarga. Beberapa tahun kemudian, salah satu wanita tunawisma menerima Kristus sebagai Juruselamatnya dan mencari Roger untuk berterima kasih karena telah mengenalkannya pada kasih Kristus. Dalam kitab Yakobus, dengan jelas dikatakan bahwa iman yang tidak disertai perbuatan pada hakekatnya adalah mati (2:17). Hal itu tidak berarti bahwa perbuatan akan menghasilkan iman, melainkan perbuatan baik akan memperkuat bukti bahwa iman kita adalah iman yang sejati. Memang mudah untuk mengatakan bahwa kita percaya kepada Allah, tetapi hanya perbuatan kita yang dapat membuktikan kebenaran dari apa yang kita ucapkan. Abraham adalah contoh dari hal tersebut. Ia tidak sekadar berbicara tentang imannya; ia menunjukkan imannya melalui kesediaannya untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal dalam ketaatan kepada Allah (Yak. 2:21-24; lih. Kej. 22:1-8). Ishak pun akhirnya tidak jadi dipersembahkan. Hari ini, bagaimana kita dapat secara aktif menunjukkan kasih kita kepada Allah dan mempercayai-Nya? —AL Iman menguatkan kita untuk melangkah Memberi roti kepada mereka yang lapar— Iman lebih dari sekadar pengajaran, Karena iman tanpa perbuatan itu mati. —Woodrum Yang penting bukanlah iman dan perbuatan; iman atau perbuatan; melainkan iman yang berbuat sesuatu. 灵命日粮:信心之工 这样,信心若没有行为就是死的。-雅各书2章17节 读经: 雅各书2章14-26节 罗杰得了关节炎,伊利诺伊州寒冷的冬天,让他病情加剧,所以他移居到热带地区的泰国曼谷。有一天,他想起了祖母最喜爱的歌曲「你是怎样的人」:世人听见的不是你所说的,而是你所做的。他们看见你所行,而非听见你所言;日复一日,人们观察你的行为,判断你的为人。 这首歌促使罗杰去为流浪者提供食物。这些无家可归的人沿着半英里的道路散居。他每天早上为超过45个家庭提供热食。几年后,在这些流浪者中,有个妇人认识了耶稣,接受祂为救主。她找到罗杰,感谢他把基督的爱带给她。 雅各书清楚地告诉我们,信心没有行为是死的(2章17节)。这并不是说,行动一定会带出信心,但好行为的确可以证明信仰的真实。声称自己相信上帝, 这并不 难,但只有我们的行为,可以证实我们没说假话。亚伯拉罕就是一个很好的例子。他并不是只是口说相信上帝,他也愿意顺服,把独生子献上,以此行动证明他对上 帝的信心(雅各书2章21-24节;创世记22章1-18节)。在这之后,以撒幸免于难。 今天,我们要如何以行动表明自己对上帝的爱和信靠呢?AL 信心促使我去行善, 关心饥饿者的需要; 真的信心必有行为, 绝非只是教义几条。Woodrum Dua Pelajaran (Ulangan 8:1-10) Seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu . . . selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau. —Ulangan 8:2 Beberapa minggu setelah menulis sebuah artikel Our Daily Bread (Santapan Rohani) mengenai pentingnya menaati hukum, saya berkendara untuk menempuh perjalanan sejauh 1.400 km—dengan tekad untuk tetap berada dalam batas kecepatan yang ditentukan. Sewaktu berkendara keluar dari suatu kota kecil di New Mexico, perhatian saya tersita untuk membuka bungkusan roti sehingga saya lalai memperhatikan rambu-rambu jalan, dan saya pun ditilang karena mengebut. Pelajaran pertama yang saya dapatkan hari itu adalah bahwa kelalaian untuk waspada membawa akibat yang sama seperti pelanggaran hukum yang dilakukan secara sengaja. Dan masih ada 1.100 km lagi yang harus saya tempuh! Pelajaran kedua yang saya dapatkan adalah tekad kita akan selalu diuji. Saya teringat pada kata-kata Musa kepada umat Allah ketika mereka bersiap-siap memasuki Tanah Perjanjian: “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak” (Ul. 8:2). Pendeta dan penulis Eugene Peterson menyebut proses mengikut Kristus sebagai “ketaatan jangka panjang pada arah yang tetap sama.” Setiap tekad untuk mau taat harus diikuti dengan banyaknya keputusan demi keputusan untuk maju terus. Melalui peristiwa tersebut, Allah mengingatkan saya tentang betapa pentingnya untuk terus menjaga hati saya dalam ketaatan kepada- Nya—untuk tetap waspada di sepanjang jalan hidup ini. —DCM

No comments:

Post a Comment